30 Juni 2020

Apa perbedaan yang paling terlihat dari orang kaya, orang menengah, dan orang miskin?

1. Orang miskin, hidup dengan bekerja untuk uang.
Mereka seakan tidak pernah puas akan keadaannya, mereka terus bekerja tanpa henti untuk mendapatkan uang sekaligus pengakuan. Definisi orang miskin disini bukan sebatas orang yang mempunyai penghasilan di bawah rata-rata orang Indonesia, melainkan termasuk juga orang-orang yang penghasilannya jauh di atas standar hidup Indonesia tapi masih harus bekerja ekstra keras untuk menghasilkan uang. Siang-malam ia bekerja, untuk tetap hidup dalam kemewahan. Memang ada yang seperti itu? Coba buka Youtube dehh.. :)
Tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada orang-orang yang memang senang sekali bekerja keras, yang ingin saya sampaikan adalah, jangan terlalu ambisius atau bahkan serakah, cobalah berhenti sejenak, sudah sejauh apa kamu melangkah, dan setelah itu, lewati setiap momen dengan penuh kesadaran dan juga jangan lupa sisihkan untuk keperluan hari tua. Saya menemui beberapa jawaban di Quora yang pada akhirnya menyesal karena terlalu sibuk "mengejar uang" dan "mempertahankan posisi" dalam kemewahan sampai lupa hal-hal yang tidak bisa digantikan dengan uang, waktu untuk orang yang kita sayangi, misalnya. Memang, ini pilihan masing-masing. Semoga mereka melakukannya dengan hati yang selalu bahagia.
2. Orang menengah, uang hasil bekerja untuk gaya hidup.
Sudah jadi rahasia umum yaa.. Inilah kenapa akun-akun financial planner mulai digandrungi. Jouska berhasil memanfaatkan keadaan ini. Mereka seringkali memuat postingan yang sangat bersinggungan dengan masalah kaum menengah urban di Indonesia. "Gaji gue naek, ko gak bisa nabung ya?" atau "Gaji gue sampe dua digit, tapi kok berasa ga cukup terus yah pas akhir bulan?"
Keluar dari middle-income trap tidak mudah. Saya sendiri butuh usaha ekstra untuk membiasakan diri menyisihkan uang agar bisa ditabung atau diinvestasikan. Saat awal bekerja, sebagian besar gaji, saya habiskan untuk membeli sneakers baru, atau sekedar makan enak di restoran. Alhasil, gaji selalu habis tak tersisa, yang tersisa hanya penyesalan.
Setelah menikah, saya mulai sadar banyak hal yang harus dipersiapkan, iniliah yang memicu saya untuk menahan "kenikmatan sesaat" agar mendapatkan "kenikmatan yang lebih besar" suatu saat nanti. Ketika gajian, biasanya saya langsung membayar kewajiban bulanan, seperti listrik atau cicilan KPR, lalu setelahnya saya sisihkan untuk investasi sedikit demi sedikit.
Menabung di awal dan sekaligus itu tidak mudah, makanya, saya menggunakan metode "nabung mingguan" dengan target nominal per tahun. Saya dapatkan cara ini dari (at)gatherich di Instagram. Misal, target saya menabung adalah sepuluh juta, target ini akan disebar ke dalam setiap minggu yang ada dalam satu tahun. Saya akan contreng setiap nominal yang sudah saya sisihkan. Semoga dengan ini, saya tidak lagi terperangkap dan stuck dalam "perangkap kaum menengah".
3. Orang kaya, uang yang bekerja untuk hidup mereka.
Contoh konkret dari orang kaya di Indonesia adalah Lo Kheng Hong, seorang investor saham yang dijuluki Warren Buffet-nya Indonesia[1]. Setelah sukses beat the market, sekarang ia habiskan hidupnya untuk membaca dan travelling. Hanya dengan duduk manis, bersantai di rumah, bahkan sambil tidur pun, pundi-pundi uang terus mengalir ke kantongnya. Ia pernah menghasilkan return sebanyak 12.600%, seratus dua puluh enam kali lipat dari satu emiten!
Terlepas dari kekayaan yang ia hasilkan dari pasar saham, ia tetap hidup sederhana. Ia tidak tertarik mengoleksi barang-barang mewah, ia berpendapat, harga barang-barang mewah biasanya mengalami penyusutan. Hidupnya sekarang dihabiskan dengan RTI (Reading, Thinking, Investing), ia juga sesekali berwisata ke berbagai macam tempat, menikmati hidup sepenuhnya. Ia masih aktif sebagai investor retail hingga sekarang, hal yang paling dicintainya.
Namun demikian, tidak perlu memiliki aset triliyunan untuk masuk kategori ini, menurut saya, jika kamu sudah tidak perlu bekerja lagi untuk memenuhi kebutuhan hidupmu, kamu sudah kaya. Contoh, kamu memiliki aset properti yang hasilnya dapat memenuhi kebutuhanmu per bulan, atau kemarin kamu membeli Obligasi Pemerintah/SBR06 sebanyak tiga milyar dan kupon per bulannya (sekitar 16 juta) dapat memenuhi kebutuhan per bulanmu, kamu sudah dikategorikan orang kaya.
Semoga kita semua dijauhkan dari perilaku Hyperconsumerism/Hedonism dan mulai mengatur keuangan kita secara bijak agar kelak tidak perlu lagi bekerja siang-malam, namun lebih banyak menghabiskan waktu dengan orang-orang yang kita cintai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar